Tuesday, January 18, 2011

Tunisia:amaran pada penguasa di midle east?

(ANTARA
News) - Seorang
pria Mesir
membakar dirinya
sendiri Senin ini di depan gedung
parlemen negeri itu sebagai
upaya protes terhadap
kemiskinan yang akut di negeri
para firaun tersebut.
Membakar diri seperti itu, sebut
The Guardian, kini menjadi alat
protes masyarakat Afrika Utara
terhadap rezimnya setelah
seorang pedagang sayuran di
Tunisia melakukannya pertama
kali Desember lalu dan akhirnya
membuat penguasa Tunisia
tumbang.
Tak hanya di Mesir, protes serupa
terjadi juga di Aljazair. Dalam lima
hari terakhir, setidaknya empat
orang Aljazair berdemonstrasi
menentang rezim dengan
membakar diri.
Seorang saksi mata yang bekerja
di gedung parlemen Mesir yang
terletak di pusat kota Cairo
mengungkapkan, pria Mesir yang
membakar diri sebelumnya
mengguyur tubuhnya dengan
bensin dan menyulutnya dengan
api begitu orang-orang
mendekatinya.
Api berhasil dipadamkan,
sementara si pria segera
dilarikan ke rumah sakit, kata
saksi mata tersebut.
Seorang sumber pada
Kementerian Dalam Negeri
mengungkapkan bahwa sang
pria adalah pemilik warung
makan dan dia memprotes
kemiskinan yang membelitnya.
Sumber lainnya dari aparat
keamanan mengatakan bahwa si
pria mengalami luka bakar pada
tangan dan mukanya.
Suratkabar al-Masry al-Youm
melaporkan sebelum membakar
diri, pria tersebut terlebih dulu
meneriakkan slogan anti
pemerintah.
Sumber pada rumah sakit di Cairo
yang merawat pria tersebut
menyatakan bahwa pria itu
memang dibawa ke rumah
sakitnya karena menderita luka
bakar yang parah.
Demonstrasi rakyat telah
menumbangkan Presiden Tunisia
Zine al-Abidine Ben Ali, menyusul
aksi bakar diri Muhammed
Bouazizi, pedagang sayuran
berusia 26 tahun pada 17
Desember 2010, karena polisi
menggaruk dagangannya.
Bouazizi yang meninggal
beberapa minggu setelah itu,
kemudian menjadi martir bagi
para mahasiswa dan para
penganggur yang memprotes
kondisi kehidupan rakyat mereka
yang miskin.
Para analis Timur Tengah yakin
bahwa gerakan sosial di Tunisia
itu akan menjalar ke negara-
negara Arab lainnya mengingkat
di kawasan ini banyak rakyat
yang frustasi karena
membumbungnya harga,
kemiskinan, pengangguran,
penduduk yang makin padat, dan
sistem kekuasaan yang tak
memedulikan itu semua.
Aljazair menghadapi serangkaian
demonstrasi disertai kekerasan
dalam beberapa hari ini di
sejumlah kota. Para demonstran
memprotes mahalnya sembako
dan karena tingginya angka
pengangguran. Demonstrasi ini
bersamaan dengan unjuk rasa
serupa di Tunisia yang
menumbangkan Ben Ali Jumat
lalu.
Tumbangnya Ben Ali adalah
untuk pertamakalinya penguasa
Arab dijatuhkan oleh gerakan
rakyat. Gerakan sosial di Tunisia
ini kini dianggap model gerakan
di dunia Arab. (*)
Guardian/Jafar

No comments: